Sedikit kesal melihat tubuh penuh luka, ada yang meninggalkan bekas tanpa rasa sakit, tidak jarang pula meninggalkan bekas dengan rasa sakit. Semakin sering terluka, semakin luka banyak tampak dan berkata "Hai."
Ketika luka terlihat, ia seakan membuat aku melompat menuju waktu yang entah kapan,
"Ah, ini luka yang aku dapat ketika aku terkena air mendidih"
"Ah, ini
luka karena tertusuk serbuk kayu."
"Ini luka yang aku dapat
karena tersayat sebilah pisau."
"Ini luka karena tersundut
sebatang rokok."
"Luka ini bikin aku menangis tujuh hari depalan malam."
"Luka ini paling sakit, luka karena jatuh dari pohon."
Kemudian, aku mengerti, ketika
luka mulai mengering hingga membekas, sesekali luka ingin menampakkan diri
untuk menyapa.
Ia berkata,
"Aku luka karena terbakar, jangan bermain api lagi ya."
"Aku
ini luka yang baru sembuh, jangan sampai kamu jatuh lagi ya."
"Ah,
ternyata luka yang paling sakit akhirnya bisa sembuh."
"Luka ini masih sakit, tolong sembuhkan dulu ya."
Entah bagaimana
mengartikan luka sebagai sapaan, yang pasti manusia
akan selalu mendapat luka,
lalu mati dalam
sepi.
Comments
Post a Comment