Merelakan. Melepaskan.
Dulu, aku merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang keberatan untuk membuang atau menepikan sesuatu yang bahkan sudah nggak aku gunakan lagi aku pikir siapa tahu nanti butuh, aku juga nggak bersedia untuk menghapus history chat atau foto-foto di galeri handphone dengan alasan itu adalah kenangan atau mungkin gimana nanti kalau aku mau baca lagi atau hanya sekadar sayang kalau dihapus, bahkan aku sempat takut untuk memotong pendek rambutku karena takut jelek, atau pipi chubbyku akan terekspos dengan bebas. Selain itu, aku takut merelakan siapapun pergi dari hidup aku.
Seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa setiap yang datang memang harus pergi. Setiap kepunyaan memang akhirnya harus direlakan. Aku nggak boleh ada di "situ-situ" aja. Dengan aku menyimpan banyak hal yang memang sudah tidak akan digunakan lagi, bikin aku nggak bergerak. Ternyata aku terlalu takut untuk melepaskan, merelakan...
Aku harus mulai dari hal kecil, aku memberanikan diri merelakan rambut panjangku, aku babat habis. Aku melawan kecemasan aku, aku takut jelek kalau rambutku pendek. Setelah aku memotong rambut panjangku menjadi pendek, aku bercermin, aku merasa...biasa aja. Ternyata, nggak banyak yang berubah, aku tetap diriku dengan rambut panjang atau rambut pendek. Toh nantinya rambutku akan tumbuh panjang lagi. good move, Rifa!
Kemudian, aku coba lagi. Aku coba menghapus history chat yang cukup berkesan. Dengan perasaan sedikit takut kehilangan memori, aku kembali melawan kecemasanku. deleted. Aku lagi-lagi terkejut, ternyata mudah. Ternyata, biasa saja. Dan, aku semakin mengerti bahwa kenangan apapun itu akan selalu teringat dalam diri kita kalau itu memang benar-benar berkesan, kalau lupa? yaudah... mau gimana?
Sekarang, aku sudah rajin menghapus apapun di galeri fotoku yang memang sudah tidak aku gunakan lagi, aku menepikan semua barang-barang yang memang sudah tidak terpakai lagi, aku menghapus history chat jika memang perlu, aku juga sudah berani memotong rambut panjangku, aku menjadi wanita dengan rambut pendek! Dan, aku.. harus berani merelakan seseorang yang memang ingin pergi.
Dari semua hal itu, aku tahu bahwa belajar melepaskan ternyata tentang berani atau tidak, mau atau tidak.
Comments
Post a Comment