Since
hidup aku dipenuhi kecemasan dan kekhawatiran, pikiranku penuh dan berisik
banget setiap malam. Aku juga merasa pikiran aku melompat kesana-kemari, sulit sekali untuk fokus. Nggak jarang, hal-hal yang muncul di pikiranku adalah
berbagai negative thought. Takut dan khawatir sudah jadi teman
akbrab hahahaha.
Loh emang mikirin apa sih?
Apapun... secara nggak sadar
semua hal aku pikirin, mulai dari besok akan ada hal buruk apa ya? Aduh kemarin
aku kayaknya pakai baju jelek banget deh? Kalau pas interview tiba-tiba
nanti mati lampu gimana ya? Waktu itu aku harusnya kasih jawaban ini deh bukan
itu? Kayaknya aku salah deh kalau ambil langkah ini? Kayaknya kemarin aku salah
deh ngelakuin itu? Gimana ya kalau orang-orang nilai aku jelek? Gimana ya kalau
aku dikira aneh? Kalau aku nyebrang, aku ketabrak gak sih? Ih kayaknya tadi aku
presentasi jelek banget deh? Kalau KRL ini tiba-tiba jeblos gimana ya? Gimana
ya kalau aku nggak lulus matkul ini? Kayaknya temenku gak suka deh sama aku?
Aku cuman ganggu dia aja gak sih? Aku takut nggak diterima...Sampai hal paling
konyol adalah, aku takut mati.
Dan
pikiran-pikiran negatif lainnya.
Kecemasan dan kekhawatiran itu
semakin meledak, aku nggak bisa kontrol lagi. Aku takut hadir di lingkungan
baru, aku takut ketemu orang, aku takut untuk menulis, aku takut untuk pakai
baju favorite aku, aku takut untuk upload sesuatu di media sosial aku sendiri,.
Aku takut untuk tidur, karena aku takut nggak bisa bangun lagi (?) Dan banyak
ketakutan-ketakutan lain yang sangat memengaruhi fungsi hidup aku.
Lelah sama pikiran sendiri yang
selalu berisik, akhirnya aku pergi ke psikolog. Sampai akhirnya aku dikenalkan
dengan konsep mindfulness. Aku diminta untuk mengadaptasi
konsep mindfulness untuk mengurangi kecemasanku yang
berlebihan, aku diminta cukup fokus untuk hidup di saat ini saja.
Gimana caranya bisa fokus di saat ini aja? Berarti kita nggak peduli dong sama masa depan? Berarti kita nggak bisa belajar dong dari masa lalu?
Menjadi mindful
artinya individu sadar akan apapun kondisinya saat ini, terlepas dari
kejadian masa lalu dan masa depan (Mace, 2008). Mindfulness didefinisikan
sebagai awareness experience with acceptance (Germer, 2009). Konsep mindfulness
mungkin juga disebut sebagai strategi regulasi emosi. Kita diminta untuk
menerima kondisi serta emosi apapun yang sedang kita rasakan saat ini. Melalui mindfulness setiap kondisi dan emosi
saat ini diberikan atensi penuh atau singkatnya kita diminta untuk memusatkan
perhatian terhadap apa yang terjadi hanya pada saat ini. dengan tujuan supaya
tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan dan juga tidak terlalu menyesali yang
terjadi di masa lalu. Mindfulness juga
membantu kita untuk menghindari kondisi yang nggak bisa kita kontrol yang
akhirnya akan meminimalisir kecemasan dan kekhawatiran.
Setelah beberapa waktu aku menerapkan konsep mindfulness, aku jauh jadi lebih legowo. Aku jadi lebih merasa sejahtera dan tenang. Selain itu, pikiran aku juga sudah nggak terlalu berisik. Jauh lebih baik lagi, pikiran aku sekarang sudah nggak melompat kesana-kemari lagi.
Reference :
Germer, C. K. (2009). The Mindful Path to Self-Compassion. New York: The Guilford Press.
Mace, C. (2008).
Mindfulness and Mental Health: Therapy, Theory and Science (1st ed.). London
and New York: Routledge.
Comments
Post a Comment