Skip to main content

Lima Tahun

Untuk aku yang berumur lima,

Hai, aku datang untuk menyapa. Aku disini untuk meminta maaf, karena aku yang dewasa penuh dengan ketidakberdayaan. Aku banyak kalah. Aku membiarkan kamu tumbuh menjadi manusia yang memang patut untuk disebut si payah. Aku tidak pernah diberi -atau mungkin tidak mengambil- kesempatan yang ada. Aku membiarkan kamu tumbuh menjadi manusia yang penuh kekalahan dan penyesalan. Aku, minta maaf... 

Aku, kamu di masa depan juga ingin menyampaikan maaf yang tidak pernah disampaikan dari orang-orang yang tidak pernah meminta maaf padamu untuk semua hal yang mereka lakukan dan katakan. Maaf untuk semua luka yang dihadirkan. Maaf untuk semua hal yang gagal, semua mimpi kamu yang tidak pernah terwujud dan terpaksa dikubur. Maaf untuk hal-hal menyakitkan yang mungkin akan kamu terima beberapa tahun kemudian. Maaf untuk aku yang membiarkan kamu selalu menyalahkan diri sendiri. 

Aku, kamu di masa depan sering berpikir untuk menyerah, untuk tidak lagi melangkah tapi di sisi lain aku tidak mau kalah. Aku menghargai kamu untuk selalu ingin bertumbuh. Aku menghargai kamu yang berani untuk memutuskan untuk menjadi dewasa. Aku bersyukur kamu selalu menjadi tempat bersandar ketika aku sangat ingin menggantungkan leherku di atap.

Terima kasih dan maaf karena tidak tumbuh menjadi manusia dewasa yang selalu kamu impikan. Aku mungkin akan gagal. Semoga kamu tidak kecewa. 

Comments

Popular posts from this blog

Apa Salahnya Menjadi Biasa?

"Emang kenapa kalau hidupku nggak luar biasa?" "Apa salahnya menjadi biasa?" Ketika teman sebaya sudah kesana-kemari dengan kabar bahwa gajinya sudah dua digit, membuka laman sosial media disambut dengan postingan banyak teman yang sudah menikah dan menyiapkan MPASI untuk bayinya, berjabat tangan dengan teman yang sudah mendapatkan pencapaian luar biasa dengan mengisi webinar, lebih jauh lagi ada yang sedang melihat katalog rumah dan membeli rumah, menengok kanan-kiri ada teman yang sedang membicarakan mobil barunya yang berwarna silver, belum lagi ada yang sedang mengikuti kelas dan melanjutkan sekolah, atau postingan teman sebaya mirror selfie dengan lanyard Gucci menggantung di leher dan bersepatu tory burch. Sementara aku, hanya duduk bersebelahan dengan kegagalan. "Kenapa aku nggak bisa kayak gitu ya? Tapi emang apa salahnya kalau nggak kayak gitu? Apa salahnya menjadi biasa?"  Apa salahnya nggak punya gaji dua digit? Apa salahnya belum beli rumah...

Persimpangan Dilema

Dilema.  Setiap manusia pastinya pernah merasakan dilema, karena memang dilema ini mungkin salah satu bumbu kehidupan. Makna dilema di KBBI didefinisikan sebagai situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menentukan; situasi yang sulit dan membingungkan.  Lalu bagaimana jika kita diselimuti oleh rasa ragu? Bagaimana jika kita diharuskan memilih dari dua pilihan yang sulit? Bagaimana jika kita dihadapkan oleh persimpangan dilema? Apa sekiranya yang akan kita lakukan? Jika kita ada di persimpangan dilema, apa yang akan kita pilih? Terus berjalan, berhenti, atau berbalik arah? Mungkinkah belok kanan atau kiri?  Menurut Goldstein (2007) salah satu alasan pengambilan keputusan manusia dipengaruhi oleh  framing effect. Framing effect  adalah pengambilan keputusan dipengaruhi oleh bagaimana pilihan-pilihan dari penyelesaian masalah tersebut disajikan. Ada dua bentuk dari  framing eff...

Luka Hadir untuk Menyapa

Sedikit kesal melihat tubuh penuh luka, ada yang meninggalkan bekas tanpa rasa sakit, tidak jarang pula meninggalkan bekas dengan rasa sakit. Semakin sering terluka, semakin luka banyak tampak dan berkata "Hai." Ketika luka terlihat, ia seakan membuat aku melompat menuju waktu yang entah kapan, "Ah, ini luka yang aku dapat ketika aku terkena air mendidih" "Ah, ini luka karena tertusuk serbuk kayu."  "Ini luka yang aku dapat karena tersayat sebilah pisau." "Ini luka karena tersundut sebatang rokok."  "Luka ini bikin aku menangis tujuh hari depalan malam." "Luka ini paling sakit, luka karena jatuh dari pohon." Kemudian, aku mengerti, ketika luka mulai mengering hingga membekas, sesekali luka ingin menampakkan diri untuk menyapa. Ia berkata, "Aku luka karena terbakar, jangan bermain api lagi ya." "Aku ini luka yang baru sembuh, jangan sampai kamu jatuh lagi ya." "Ah, ternyata luka yang paling ...