Satu malam di bawah langit Kamis dan cahaya lampu-lampu gedung tinggi, aku baru menyadari satu hal ketika aku duduk di tempat yang lebih tinggi dari biasanya, bahwa aku sedang dititik penolakan tentang suatu emosi yang terkesan ambigu.
Kepalaku dipenuhi oleh pertanyaan mengapa. Semakin aku mencari tahu jawabannya, aku semakin merasa marah.Malam itu, tidak seperti malam-malam sebelumnya yang dipenuhi tawa, aku justru hilang arah.
Comments
Post a Comment