Skip to main content

Barley dalam Film Onward

Film Onward karya Disney yang tayang pada awal tahun 2020 menceritakan petualangan dua bersaudara Barley dan Ian Lightfoot di dunia sihir yang mulai pudar karena tergantikan teknologi. Pada ulang tahun ke 16, Ian mendapatkan kado berupa tongkat sihir peninggalan ayahnya. Barley dan Ian mendapatkan misi mengembalikan sisa-sisa sihir yang digunakan untuk menghadirkan kembali ayahnya yang sudah meninggal.

Karakter Ian digambarkan seperti manusia kebanyakan yang tidak terlalu suka berinterkasi, pesimis, anxious dan penuh pertimbangan. Namun, Ian tahu apa yang ia inginkan. Sementara Barley si troublemaker yang optimis memiliki karakter yang impulsif dan pemberani.

Untuk aku pribadi, Film Onward karya Disney yang tayang pada awal 2020 menunjukan bahwa sebenarnya apa yang kita cari dalam hidup? Apa yang membuat kita bekerja begitu keras? Apa yang membuat kita akhirnya menyakiti diri sendiri karena memaksakan diri untuk mendapatkan apa yang kita inginkan? Film ini membuka pikiran kita bahwa kita sebenarnya sudah memiliki value yang kita selama ini cari susah payah. Sesuatu yang kita paling butuhkan selama ini sudah ada di depan mata. Hal ini dijelaskan dimana terdapat beberapa scene ketika Ian bersikukuh ingin mengembalikan ayahnya dengan asumsi bahwa dia merasa kesepian karena selama ini Ian tidak memiliki ayah. Ian tidak sadar bahwa selama ini Barley selalu berusaha "berperan sebagai ayah" untuk Ian. Banyak hal yang sudah Barley lakukan agar Ian tetap mendapatkan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seorang ayah.

Terkadang kita menyulitkan diri dengan menjadi Ian yang rasional, mengetahui apa yang diinginkan tapi terlalu banyak mempertimbangkan yang akhirnya membuat Ian menjadi penakut, pesimis dan anxious. Tidak ada salahnya jika sebentar saya kita menjadi Barley yang impulsif dan pemberani. Tidak ada salahnya jika sebentar saja kita menjadi Barley yang selalu yakin untuk mengikuti intuisi karena ada beberapa jawaban dari pertanyaan yang kita hadirkan bisa terjawab jika kita menjadi Barley.

Belajar untuk melihat segala sesuatu dari sisi lain diri kita tidak selalu menjadi sebuah kesalahan. Menghapus keraguan dan berani mencoba mungkin adalah jawaban untuk setiap pertanyaan yang belum terjawab. 

Comments

Popular posts from this blog

Apa Salahnya Menjadi Biasa?

"Emang kenapa kalau hidupku nggak luar biasa?" "Apa salahnya menjadi biasa?" Ketika teman sebaya sudah kesana-kemari dengan kabar bahwa gajinya sudah dua digit, membuka laman sosial media disambut dengan postingan banyak teman yang sudah menikah dan menyiapkan MPASI untuk bayinya, berjabat tangan dengan teman yang sudah mendapatkan pencapaian luar biasa dengan mengisi webinar, lebih jauh lagi ada yang sedang melihat katalog rumah dan membeli rumah, menengok kanan-kiri ada teman yang sedang membicarakan mobil barunya yang berwarna silver, belum lagi ada yang sedang mengikuti kelas dan melanjutkan sekolah, atau postingan teman sebaya mirror selfie dengan lanyard Gucci menggantung di leher dan bersepatu tory burch. Sementara aku, hanya duduk bersebelahan dengan kegagalan. "Kenapa aku nggak bisa kayak gitu ya? Tapi emang apa salahnya kalau nggak kayak gitu? Apa salahnya menjadi biasa?"  Apa salahnya nggak punya gaji dua digit? Apa salahnya belum beli rumah...

Persimpangan Dilema

Dilema.  Setiap manusia pastinya pernah merasakan dilema, karena memang dilema ini mungkin salah satu bumbu kehidupan. Makna dilema di KBBI didefinisikan sebagai situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menentukan; situasi yang sulit dan membingungkan.  Lalu bagaimana jika kita diselimuti oleh rasa ragu? Bagaimana jika kita diharuskan memilih dari dua pilihan yang sulit? Bagaimana jika kita dihadapkan oleh persimpangan dilema? Apa sekiranya yang akan kita lakukan? Jika kita ada di persimpangan dilema, apa yang akan kita pilih? Terus berjalan, berhenti, atau berbalik arah? Mungkinkah belok kanan atau kiri?  Menurut Goldstein (2007) salah satu alasan pengambilan keputusan manusia dipengaruhi oleh  framing effect. Framing effect  adalah pengambilan keputusan dipengaruhi oleh bagaimana pilihan-pilihan dari penyelesaian masalah tersebut disajikan. Ada dua bentuk dari  framing eff...

Luka Hadir untuk Menyapa

Sedikit kesal melihat tubuh penuh luka, ada yang meninggalkan bekas tanpa rasa sakit, tidak jarang pula meninggalkan bekas dengan rasa sakit. Semakin sering terluka, semakin luka banyak tampak dan berkata "Hai." Ketika luka terlihat, ia seakan membuat aku melompat menuju waktu yang entah kapan, "Ah, ini luka yang aku dapat ketika aku terkena air mendidih" "Ah, ini luka karena tertusuk serbuk kayu."  "Ini luka yang aku dapat karena tersayat sebilah pisau." "Ini luka karena tersundut sebatang rokok."  "Luka ini bikin aku menangis tujuh hari depalan malam." "Luka ini paling sakit, luka karena jatuh dari pohon." Kemudian, aku mengerti, ketika luka mulai mengering hingga membekas, sesekali luka ingin menampakkan diri untuk menyapa. Ia berkata, "Aku luka karena terbakar, jangan bermain api lagi ya." "Aku ini luka yang baru sembuh, jangan sampai kamu jatuh lagi ya." "Ah, ternyata luka yang paling ...