Skip to main content

Hasil juga Mengkhianati Usaha

Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Setelah mengalami beberapa kali (baca: sering) kegagalan, frasa ini sudah nggak relevan lagi untukku. Memang kenyataannya sering kali hasil juga mengkhianati usaha. 

Dari kecil, mungkin kita lebih familiar dengan keberhasilan. Keberhasilan dinilai sebagai hasil akhir dari segala usaha. Nanti kalau kamu berusaha keras, kamu pasti berhasil. Pasti berhasil, sebuah absolute statement yang tidak selalu tepat. Karena absolute statement "pasti berhasi" inilah yang membuat kegagalan menjadi hal yang asing. Kegagalan adalah hal yang tabu, hal yang seolah nggak boleh sama sekali terjadi. Kegagalan juga bisa saja terjadi walau kita sudah berusaha keras. Kegagalan juga hidup berdampingan dengan usaha. Kita sering kali merasa ketika kita berusaha, yang menunggu kita di garis akhir hanya keberhasilan. Lalu, ketika kenyataannya kita gagal, kita merasa asing dengan diri kita, kita merasa semua hal yang kita lakukan menjadi sia-sia, kita menjadi seorang yang tidak hentinya menyalahkan diri. 

Aku mau mulai hari ini kita mengenal kegagalan, bahwa kegagalan bisa saja terjadi, kegagalan bukan lagi hal yang tabu untuk kita. Seperti yang dibahas oleh buku Aku Bukannya Menyerah Hanya Sedang Lelah karya Geulbaewoo, bahwa ketika kita sadar akan hadirnya kegagalan, kita akan mampu menghadapinya. Yang perlu kita lakukan hanya berusaha sampai akhir batas kemampuan agar tidak menyesali apapun di kemudian hari. 

Mulai hari ini, tidak apa-apa jika gagal, tidak perlu malu, karena kegagalan juga merupakan hal yang wajar terjadi. Ah, tapi bukan berarti kita juga jadi tidak melakukan apa-apa setelah mengalami kegagalan, itu juga bukan masalah sih, asal kita mau bertanggung jawab terhadap keputusan yang kita ambil. Aku sekarang hanya fokus dengan apa yang bisa aku lakukan, berhasil atau gagal, aku sadar bukan kuasaku. Aku hanya tetap berusaha semaksimal mungkin, sesuai apa yang bisa aku lakukan, supaya aku tidak menyesal karena tidak melakukan yang terbaik bukan menyesal karena aku gagal. Aku juga bukan mengecilkan emosi ketika kita gagal, marah, sedih, kecewa, tentu. Tapi setidaknya, kita tidak terpuruk karena kegagalan. Kita mempersilakan diri kita untuk melakukan kesalahan, agar kita bisa menjadi seseorang yang menghargai adanya kemungkinan lain. Setiap kegagalan juga tidak hanya meninggalkan hal yang sia-sia, kegagalan juga memberikan kesempatan kita untuk melihat dunia dalam perspektif lain.

Aku harap, kita, aku dan teman-teman mulai bisa untuk....Okay, ternyata aku gagal. Tidak apa-apa, ini bukan apa-apa. Aku sudah berusaha keras. Aku tidak menyesal. Mari lakukan hal lain. 



Comments

Popular posts from this blog

Apa Salahnya Menjadi Biasa?

"Emang kenapa kalau hidupku nggak luar biasa?" "Apa salahnya menjadi biasa?" Ketika teman sebaya sudah kesana-kemari dengan kabar bahwa gajinya sudah dua digit, membuka laman sosial media disambut dengan postingan banyak teman yang sudah menikah dan menyiapkan MPASI untuk bayinya, berjabat tangan dengan teman yang sudah mendapatkan pencapaian luar biasa dengan mengisi webinar, lebih jauh lagi ada yang sedang melihat katalog rumah dan membeli rumah, menengok kanan-kiri ada teman yang sedang membicarakan mobil barunya yang berwarna silver, belum lagi ada yang sedang mengikuti kelas dan melanjutkan sekolah, atau postingan teman sebaya mirror selfie dengan lanyard Gucci menggantung di leher dan bersepatu tory burch. Sementara aku, hanya duduk bersebelahan dengan kegagalan. "Kenapa aku nggak bisa kayak gitu ya? Tapi emang apa salahnya kalau nggak kayak gitu? Apa salahnya menjadi biasa?"  Apa salahnya nggak punya gaji dua digit? Apa salahnya belum beli rumah...

Persimpangan Dilema

Dilema.  Setiap manusia pastinya pernah merasakan dilema, karena memang dilema ini mungkin salah satu bumbu kehidupan. Makna dilema di KBBI didefinisikan sebagai situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menentukan; situasi yang sulit dan membingungkan.  Lalu bagaimana jika kita diselimuti oleh rasa ragu? Bagaimana jika kita diharuskan memilih dari dua pilihan yang sulit? Bagaimana jika kita dihadapkan oleh persimpangan dilema? Apa sekiranya yang akan kita lakukan? Jika kita ada di persimpangan dilema, apa yang akan kita pilih? Terus berjalan, berhenti, atau berbalik arah? Mungkinkah belok kanan atau kiri?  Menurut Goldstein (2007) salah satu alasan pengambilan keputusan manusia dipengaruhi oleh  framing effect. Framing effect  adalah pengambilan keputusan dipengaruhi oleh bagaimana pilihan-pilihan dari penyelesaian masalah tersebut disajikan. Ada dua bentuk dari  framing eff...

Luka Hadir untuk Menyapa

Sedikit kesal melihat tubuh penuh luka, ada yang meninggalkan bekas tanpa rasa sakit, tidak jarang pula meninggalkan bekas dengan rasa sakit. Semakin sering terluka, semakin luka banyak tampak dan berkata "Hai." Ketika luka terlihat, ia seakan membuat aku melompat menuju waktu yang entah kapan, "Ah, ini luka yang aku dapat ketika aku terkena air mendidih" "Ah, ini luka karena tertusuk serbuk kayu."  "Ini luka yang aku dapat karena tersayat sebilah pisau." "Ini luka karena tersundut sebatang rokok."  "Luka ini bikin aku menangis tujuh hari depalan malam." "Luka ini paling sakit, luka karena jatuh dari pohon." Kemudian, aku mengerti, ketika luka mulai mengering hingga membekas, sesekali luka ingin menampakkan diri untuk menyapa. Ia berkata, "Aku luka karena terbakar, jangan bermain api lagi ya." "Aku ini luka yang baru sembuh, jangan sampai kamu jatuh lagi ya." "Ah, ternyata luka yang paling ...